Dulu
kita dihebohkan dgn pemberitaan tentang Petral yang mau
dibubarkan MenBUMN Dahlan Iskan tapi ternyata batal dan bahkan skrg makin eksis.
Dari dulu Petral disebut-sebut sebagai sarang korupsi puluhan triliun mulai
dari Zaman Orba/Suharto sampai dengan sekarang, tak pernah bisa disentuh. Petral
atau Pertamina Trading Energy Ltd adalah perseroan terbatas anak
perusahan Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan minyak.. Saham Petral
99.83% dimiliki oleh PT. Pertamina dan 0.17% dimiliki oleh Direktur utama
Petral Nawazir sesuai dengan UU / CO Hongkong.. Tugas utama Petral
adalah menjamin supply kebutuhan minyak yang dibutuhkan Pertamina/
Indonesia dengan cara membeli minyak dari luar negeri. Saat ini Petral
memiliki 55 perusahaan yang terdaftar sebagai mitra usaha terseleksi. Pengadaan
minyak o/ Petral dilakukan secara tender terbuka, namun Petral
juga melakukan pengadaan minyak dengan pembelian langsung. Alasannya : ada
jenis minyak tertentu yang tidak dijual bebas atau.... ..pembelian minyak
secara langsung dapat lebih murah dibandingkan dengan mekanisme tender terbuka.
Tahun
2011 Petral membeli 266,42 juta barrel minyak. Terdiri dari 65,74
juta barrel minyak mentah dan 200,68 juta barrel berupa produk. Harga rata-rata
pembelian minyak oleh Petral adalah : USD 113,95 per barel utk
minyak mentah, USD 118,50 untuk premium, USD 123,70 untuk solar. Total
pembelian minyak Petral adalah : USD 7.4 milyar untuk minyak
mentah dan USD 23.2 milyar untuk bensin/solar. Total : USD 30.6 milyar atau
setara dengan Rp. 275.5 triliun per tahun. itulah jumlah uang yang dikeluarkan
Pertamina/negara untuk impor minyak.
Sekali lagi...uang Pertamina/Negara yang
dikeluarkan untuk membeli minyak impor melalui Petral pada tahun
2011 = Rp. 275.5 triliun !. Jumlah uang yang luar biasa besar yang dikeluarkan
negara untuk beli minyak impor melalui Petral ini tentu saja
TIDAK pernah luput dari MAFIA-MAFIA minyak yang disebut-sebut menguasai dan
mengendalikan Petral adalah Muhammad Riza Chalid. Riza diduga
kuasai Petral selama puluhan tahun. Disamping Riza, dulu Tommy
Suharto juga disebut-sebut sebagai salah satu mafia minyak. Perusahaan Tommy diduga mark up atau titip US$
1-3/barel.