Kamis, 10 Juli 2014
Senin, 07 Juli 2014
EFISIENSI DEA DAYA SAING DI JAWA TENGAH
Hasil
Pengukuran Efisiensi dengan Metoda DEA
Pengukuran lima belas Kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan
menggunakan metoda DEA (Data Envelopment
Analysis) menunjukkan ada 11 Kabupaten/Kota atau 73,33 persen daerah yang
masuk dalam kategori efisien, yaitu Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kota Magelang, Kota Pekalongan, Kabupaten
Purworejo, Kota Salatiga, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta, dan Kabupaten
Wonogiri. sedangkan 4 daerah Kabupaten/Kota lainnya atau 26,66 persen daerah
termasuk dalam kategori tidak efisien (lihat Gambar 5.4.). Tingginya tingkat
efisiensi Kota/kabuapten dipengaruhi oleh tingginya capaian indikator output,
yaitu besarnya petumbuhan ekonomi PDRB per kapita yang tidak dapat dipisahkan
dari tingginya kontribusi sektor pertanian yang dominan menjadi sektor unggulan
dimasing-msing daerah, namun selain itu juga tidak lepas dari kontribusi sektor
lain-lainnya.
Daerah
yang mempunyai tingkat efisiensi yang mencapai angka 1 adalah Kabupaten
Boyolali, Kabupaten Karanganyar, Kota Kendal, Kota Semarang, Kota Magelang,
Kota Pekalongan, Kabupaten Purworejo, Kota Salatiga, Kabupaten Sukoharjo, Kota
Surakarta, dan Kabupaten Wonogiri. Dari 11 daerah yang mempunyai tingkat
efisiensi tinggi, ada 5 daerah yang berstatus Kota dan hanya 6 daerah yang
berstatus Kabupaten. Adapun daerah yang tidak efisien yang berjumlah 4 daerah
semuanya berstatus kabupaten. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa daerah
kota cenderung lebih efisien dibandingkan daerah kabupaten dalam memanfaatkan
input yang ada untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita.
Kabupaten
Sukoharjo, Kabupaten Boyolali dan Klaten merupakan tiga daerah yang saling berbatasan
dan bertetangga, namun hasil perhitungan tingkat efisiensinya sangat berbeda
jauh, dimana Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali memiliki tingkat
efisisensi 1 (satu) dan menjadi Bencmarks oleh kabupaten lainnnya, tetapi
kabupaten Klaten malah menjadi salah satu dari kabupaten/kota yang tidak
efisien. Sementara itu, kota-kota besar seperti Kota Surakarta dan kota
Semarang menunjukan tingkat efisien 1 (satu) namun dari sisi efisiensi tidak
banyak memberikan kontribusi (benchmarks) terhadap daerah/Kabupaten lainnya.
Sama halnya dengan kota lainnya yang relative lebih kecil seperti Kota
Pekalongan dan Kota Salatiga yang menunjukkan tingkat efisiensi 1 (satu) namun
juga tidak berkontribusi (benchmarks) ke daerah lainnya bahkan daerah
tetangganya. Bahkan Kota Magelang yang efisien tidak berkontribusi sama sekali
terhadap kota/daerah lainnya. Tidak sama dengan daerah berstatus kabupaten yang
memiliki efisiensi dominan memberikan kontribusi kepada daerah lainnya, meski
begitu tetap ada daerah kabupaten yang efisien namun tidak berkontribusi sama
sekali seperti kabupaten Wonogiri. Hasil estimasi tingkat efisiensi antar 15
daerah kabupaten/kota. di Jawa Tengah.
Tabel Penentuan DMU Berdasarkan Tingkat Efisiensi
dan Benchmarks
No.
|
DMU
|
Tingkat
efisiensi
|
Jumlah
|
Benchmarks
|
1
|
Kab. Boyolali
|
1
|
2
|
Kebumen, Klaten
|
2
|
Kab. Karanganyar
|
1
|
1
|
Semarang
|
3
|
Kab. Kendal
|
1
|
1
|
Klaten
|
4
|
Kota Semarang
|
1
|
1
|
Semarang
|
5
|
Kota Magelang
|
1
|
0
|
-
|
6
|
Kota Pekalongan
|
1
|
1
|
Semarang
|
7
|
Kab.Purworejo
|
1
|
2
|
Kebumen, Sragen
|
8
|
Kota Salatiga
|
1
|
1
|
Sragen
|
9
|
Kab. Sukoharjo
|
1
|
4
|
Kebumen, Klaten, Semarang, Sragen
|
10
|
Kota Surakarta
|
1
|
1
|
Semarang
|
11
|
Kab. Wonogiri
|
1
|
0
|
-
|
Sumber: Hasil
Perhitungan DEA, 2011
Secara
umum beberapa daerah yang mempunyai tingkat efisiensi dapat menjadi patokan (benchmarks) bagi daerah-daerah yang
belum efisien sebagaimana pada
Tabel 5.20. Daerah
yang mempunyai tingkat
efisiensi yang menjadi patokan
(benchmarks) adalah
Kabupaten Boyolali untuk 2
daerah, Kabupaten Karanganyar untuk 1
daerah, dan Kabupaten Kendal untuk 1 daerah. Kota Semarang untuk 1 daerah, Kota
Pekalongan untuk 1 daerah, Kabupaten Purworej untuk 2 daerah, Kota Slatiga
untuk 1 daerah, Kabupaten Sukoharjo untuk 4 daerah dan Kota Surakarta untuk 1
daerah.
Sementara
itu, tidak semua daerah yang mempunyai tingkat efisiensi menjadi patokan (benchmarks) bagi daerah lainnya yang
belum efisien. Hanya Kota Magelang dan Kabupaten Wonogiri yang tidak menjadi
patokan (benchmarks) bagi
daerah-daerah lainnya. Meskipun Kota Magelang dan Kabupaten Wonogiri mempunyai
tingkat efisiensi. Kota Magelang dan Kabupaten Wonogiri termasuk kategori
daerah yang efisien karena capaian indikator outputnya dilihat dari pertumbuhan
ekonomi daerahnya relatif tinggi. Namun jika dibandingkan dengan daerah-daerah
lainnya yang juga termasuk kategori efisien, maka kedudukan kedua daerah
tersebut dalam capaian pertumbuhan ekonomi daerah masih relatif lebih rendah
dibandingkan daerah lainnya seperti Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Boyolali, dan
Kabupaen Purworejo, yang menjadi patokan (benchmarks)
bagi daerah-daerah lainnya dalam hal pertumbuhan ekonomi.
Langganan:
Postingan (Atom)